Saya mencoba konsisten untuk mengisi kembali blog ini. Setelah sebelumnya hanya diisi 1 bulan sekali, haha.
Setelah saya melihat-lihat semua postingan pada blog jalansenja, saya kok melihat justru tidak ada post yang berkaitan dengan bidang ilmu dan pekerjaan saya sebagai Dosen. Tanggungjawab moral, hehe. Saya akan mencoba secara rutin akan menulis sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan dan keseharian saya,mulai dari dunia bisnis, hingga bidang interaksi manusia dan komputer. Semoga bermanfaat.
Pertama saya akan coba menjelaskan tentang SUS, System Usability Scale.
Mengenal System Usability Scale
Eits, dijamin langsung pusing kalau saya langsung ke SUS. Kita coba belajar dulu apa yang melatar belakangi terbentuknya SUS.
SUS adalah salah satu metode yang bisa dipergunakan untuk mengukur Usability/Kebergunaan sebuah produk. Terkadang kita melihat produk membuat.
System Usability Scale (SUS) adalah satu tdari sekian banyak usability testing method dalam Human-Computer and Interaction (HCI). SUS ini populer diantara yang lainnya, karena menawarkan kemudahan, dan kepraktisan dalam perhitungan dan implementasinya. SUS diperkenalkan dan dipopulerkan oleh John Broke di Digital Equipment Corporation di Inggris pada tahun 1986 sebagai sebuah alat untuk pengujian usability engineering pada sistem elektronik di kantornya pada waktu itu.
SUS bisa dipergunakan pada berbagai macam produk, tidak hanya untuk website dan aplikasi (apikasi) saja. Misalnya ingin dipergunakan pada sebuah hardware, maupun system IoT yang menghubungkan hardware dan software.
Keunggukan dari SUS adalah sebagai berikut :
- Mudah untuk digunakan untuk responden karena pilihan skala yang diberikan.
- Dapat dipergunakan dalam sample yang berukuran kecil dengan hasil yang reliable.
- Bisa menghasilkan temuan mana saja yang bisa disebut “Usable” dan mana yang “Unusable” dalam sebuah system
SUS juga disebut sebagai sebuah tool yang “quick and dirty”.
SUS terdiri dari 10 item kuesioner dengan skala likert sebagai opsi pilihan jawaban. Sepuluh pertanyaannya adalah sebagai berikut :
- I think that I would like to use this system frequently.
- I found the system unnecessarily complex.
- I thought the system was easy to use.
- I think that I would need the support of a technical person to be able to use this system.
- I found the various functions in this system were well integrated.
- I thought there was too much inconsistency in this system.
- I would imagine that most people would learn to use this system very quickly.
- I found the system very cumbersome to use.
- I felt very confident using the system.
- I needed to learn a lot of things before I could get going with this system.
Tidak seperti UEQ (User Experience Questionnaire) Sejauh ini SUS belum memiliki versi translasi ke bahasa lain.
Perhitungan Menggunakan System Usability Scale
Setelah responden mengisi pertanyaan – pertanyaan diatas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :
- Untuk setiap pertanyaan bernomor ganjil, nilainya dikurangi 1 dari skor asli.
- Untuk setiap pertanyaan bernomor genap adalah 5 dikurangi nilai yang didapat dari responden.
- Jumlahkan nilai – nilai baru tersebut (hasil pengurangan 1 dan penjumlahan 5) kemudian hasilnya kalikan dengan 2,5.
- Jumlahkan semua nilai akhir dan bagi dengan jumlah responden
- Akan menghasilkan angka 0-100
Kesimpulan Skor SUS
Angka yang didapatkan bisa dikonversi kedalam kategori yang sudah ditentukan, apakah Acceptable (A,B,C,D) atau Not Acceptable (F).
Misalnya, skor yang dihasilkan adalah 75, maka bisa dikategorisasikan sebagai Acceptable dengan grade C dan layak untuk diterima.
Untuk memudahkan perhitungan, saya siapkan alat hitung berbentuk excel yang siap untuk Anda pakai.
Download Alat Hitung System Usability Score